Selasa, 12 Juli 2011

Sampah Plastik Ancam Kehidupan Paus

NOAA Paus bungkuk
KOMPAS.com - Jutaan ton sampah plastik yang dibuang ke laut tiap tahunnya menghadirkan ancaman serius bagi paus. Detail dari kesimpulan itu akan diungkapkan dalam sebuah forum kelautan internasional yang berlangsung 11 hingga 14 Juli 2011 di Jersey, Inggris.
Sebagai contoh, di tahun 2008, dua ekor paus sperma yang terdampar di pesisir California, AS, memiliki 205 kilogram jaring ikan dan serpihan sampah plastik dalam tubuhnya. Seekor di antaranya memiliki perut yang rusak dan seekor lainnya, dalam kondisi kelaparan, memiliki banyak sampah plastik yang menghalangi saluran pencernaannya.
Tujuh ekor paus sperma yang terdampar di selatan Italia pada tahun 2009 juga didapati telah menelan kail, tali, dan objek-objek plastik lainnya. Seekor paus lain, yang ditemukan tewas di perairan Prancis tahun 2002, bahkan telah menelan hampir satu ton sampah, termasuk kantung plastik dari dua supermarket terkenal di Inggris.
"Paus Cuvier di kawasan utara Atlantik tampaknya yang paling sering didapati menelan dan mati karena kantung plastik," kata Mark Simmonds, anggota Scientific Committee of the International Whaling Commission (IWC) yang menuliskan laporan tersebut.
Sayangnya, peneliti kesulitan untuk memastikan seluruh populasi paus terancam oleh masalah ini. "Di banyak kawasan di dunia, bangkai paus yang terdampar tidak dicatat dan diperiksa. Sayangnya, di kawasan di mana paus yang terdampar dicatat, pemeriksaan terhadap konten yang ditelan jarang dilakukan," kata Chris Parsons, biolog kelautan dari George Mason University, Virginia, AS.
Para pakar menyebutkan, sebagian besar paus yang mati akibat menelan sampah atau alat-alat penangkap ikan, umumnya tenggelam ke dasar laut.
Meski jarang didata, namun terdapat bukti-bukti bahwa sampah plastik di laut bisa membahayakan paus. Peneliti menyebutkan bukti-bukti ini perlu segera diselidiki lebih lanjut.
"Kami belum mengetahui sampah laut berada di peringkat berapa dalam daftar ancaman dibandingkan dengan ancaman lain. Namun dengan semakin banyaknya sampah di samudera, sampah plastik akan menjadi ancaman yang semakin besar," kata Simmonds. (National Geographic Indonesia/Abiyu Pradipa)

Senin, 04 Juli 2011

Potensi Laut Aceh Baru Tergarap 37 Persen

BANDA ACEH - Pemerintah Aceh menyatakan, Aceh memiliki potensi besar di bidang kelautan. Minimnya SDM dan teknologi yang dimiliki membuat potensi laut Aceh baru tergarap sebesar 37 persen.

Gubernur Irwandi Yusuf mengatakan, jika dibanding dengan hamparan laut Aceh yang begitu luas, hasil tangkapan ikan yang rata-rata mencapai 272 ribu ton selama ini masih sedikit.  Potensi kelautan tersebut baru tergarap sebesar 37,60 persen. Sehingga terdapat peluang pengembangan sebesar 62,40 persen lagi,” katanya saat berbicara diacara wisuda 66 siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Aceh Besar, Senin (27/6).

Aceh memiliki garis pantai sepanjang 1.660 kilometer (km), dengan luas perairan laut 295.370 km persegi. “Laut territorial maupun zona ekonomi eklusif semuanya berada pada kondisi lestari,” kata Irwandi dalam pidato yang dibacakan Asisten III Setda Aceh, Ridwan Hasan.

Dia mengatakan ini peluang bagi investor untuk masuk ke Aceh. Minimnya peralatan moderen dan SDM perikanan yang handal selama ini, membuat penggarapan potensi laut Aceh hanya mengandalkan cara tradisional.

Minggu, 03 Juli 2011

sore minggu yang indah disudut kota banda aceh

riuh kendaraan hilir mudik menuju ke tempat tujuan akhir seakan menjemput gelap akan tiba. disisi lain ada yang asyik nongkrong di warung kopi sambil browsing, chatting dan apalah namanya yg lg ngetrend di kota ini. demikian sekapur sirih dari saya. salam kenal buat semua teman-teman di blog saya... wassalam